PEREMPUAN DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA
(Sebuah refleksi menjemput HUT Kemerdekaan Indonesia ke 74)
OLEH
Karsila Hayat
Sekretaris Umum KOHATI HMI Komisariat STKIP KIERAHA TERNATE
Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia banyak peristiwa-peristiwa penting yang melatar belakangi kemerdekaan Indonesia, namun peristiwa dalam menjelang kemerdekaan Indonesia bukanlah peristiwa yang membahagiakan melainkan terjadi gejolak serta tragedi berupa pertumpahan darah, bahkan banyak pahlawan yang gugur di medan perang. Harta, istri bahkan anak-anak menjadi sasaran para penjajah pada saat itu. Terlepas dari itu sejarah harus mengakui kontribusi serta peran perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Terbukti bahwa perempuan telah menorehkan tinta emas dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, hal ini di lihat dari peran beberapa tokoh perempuan Indonesia yang pada saat itu tidak kalah dalam siklus pergerakan sosial dalam masyarakat, dan selalu memiliki peran serta posisi strategis bahkan para pemimpin nasionalis Indonesia kaum laki-laki mengakui dukungan perempuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia inilah deretan para pejuang perempuan yang turut melawan penjajahan Belanda dimasa itu.
Mereka adalah tokoh perempuan yang turut serta dalam memperjuankan kemerdekaan Indonesi meski masih banyak diantara mereka tidak sempat tercatat. HR Rasuna Said, seorang orator pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia adalah sala satu wanita pemberani yang sering mengecam kekejaman dan ketidakadilan pemerintah Belanda, beliau pernah di penjara pada tahun 1932,RA. Kartini, siapa yang tidak kenal dengan beliau, seorang pelopor kebangkitan perempuan pribumi serta tercatat sebagai seorang pelopor yang mendirikan sekolah wanita, ia berkeinginan untuk memajukan perempuan pribumi karena melihat kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada di status sosial rendah. Semangat dan keinginan Kartini membuat perempuan Indonesia bisa berpendidikan sampai pada saat ini,Cut Nyak Dien, perempuan hebat yang pernah melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda setelah kematian suaminya pada tahun 1878.Kematian suaminya membuat beliau berjanji akan menghancurkan Belanda,Dewi Sartika, pernah membangun sekolah perempuan pertama se Hindia-Belanda untuk membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kemampuan yang tidak ada bedanya dengan laki-laki,Martha Cristina Tiahahu, adalah perempuan asal Maluku (Ambon) yang pemberani dalam peperangan mendampingi ayahnya pada pertempuran di Pulau Nusa Laut maupun di Saparua, beliau ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan,Nyai Ahmad Dahlan, yang selalu mendampingi sang suami dalam mengembangkan organisasi Muhammadiyah di Bayuwangi beliau juga pernah memimpin kongres Aisyiah di Surabaya. Kepemimpinannya dalam memimpin kongres besar membuat masyarakat kagum. Presiden Ir. Soekarno dan panglima besar Soedirman sering mengunjunginya untuk bertukar pikiran mengenai situasi perjuangan pada saat itu,Nyi Ageng Serag, ketika perang di Ponegoro meletus beliau ikut bergabung dengan pasukan di Ponegoro melawan Belanda. Beliau juga di angkat menjadi penasihat pasukan di Ponegoro,Fatmawati, adalah salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan nasional dalam perjuangan bangsa Indonesia. Fatmawati yakin Indonesia akan merdeka olehnya itu dengan keyakinanya belia menjahit Benderah Merah Putih dan bendera yang di jahit di kibarkan saat proklamasi kemerdekaan serta Laksamana Malahayati, beliau adalah pahlawan perempuan yang membentuk pasukan janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan melawan armada Portugis.
Dalam posisi serta peran beberapa tokoh perempuan Indonesia di atas dapat di lihat betapa pentingnya posisi perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Mahatma Gandhi “banyak sekali pergerakan-pergerakan kita kandas di tengah jalan, oleh karena keadaan para perempuan kita” bahwa dalam sisi pergerakan, perempuan tidak bisa di batasi dalam ruang pablik perempuan juga harus mengambil posisi strategis sebab, laki-laki bahkan perempuan mempunyai kebebasan yang sama kebebasan untuk berekspresi, berpendapat, berargumentasi serta kebebasan untuk berjuang demi menciptakan serta menyatukan ideologi yang gemilang.
Dalam hal ini Ir.Soekarno tokoh politik utama pada zaman itu menguraikan pandanganya tentang konstribuisi perempuan. Ir soekarno Menyatakan bahwa Intres perempuan hanya dapat terpenuhi didalam fase sosial yang akan datang setelah fase nasional. Untuk mempercepat datangnya sosialisme perempuan harus “ikut serta multlak sehebat-hebatnya dalam revolusi kita ini” (Sukarno 1963:248). Sebaliknya kaum laki-laki harus sadar, bahwa mereka tidak dapat berhasil tanpa kaum perempuan. Laki-laki harus sama sekali mendidik diri sendiri, karena bahkan dikalangan kaum sosialis pun ”penyakit patriarki jiwa Tuan itu masih bertahan” (Sukarno 1963:254).
Namun perlu di perhatikan, sekalipun Sukarno memandang perempuan sangat di perlukan untuk revolusi, tetapi kesetaraan mereka harus di bawah pengawasan laki-laki dan lebih khususnya lagi bagi diri sendiri. Artinya meraka harus sama-sama berperan, tetapi tidak dengan pengertian sama atau dengan kondisi yang sama (Saskia Elonara Wieringa 1999:161). Melihat beberapa pandangan yang di jelaskan oleh Bung karno serta Mahatma Gandhi menjadi satu respon positif dalam melanjutkan cita-cita perjuangan perempuan Indonesia.
Selain itu lain lagi dengan realitas kehidupan perempuan pada saat ini. Melihat dinamika serta mencermati gaya hidup perempuan zaman sekarang atau bahasa tren saat ini bisa di kata zama now, dalam status gaya hidup perempuan telah mengalami krisis semangat perjuangan atau mengalami kemunduran, asumsi ini di lihat dari fakta hidup perempuan pada saat ini. Fashion stayle menjadi prioritas perempuan pada umumnya. Stayle selalu di kedepankan dan bahkan telah menjadi kebiasaan yang paling urjen di kalangan perempuan. Di tengah-tengah kehidupan sosial, perempuan lebih sibuk bergaya di bandingkan berprestasi hingga pada rana pablik perempuan paling sedikit telihat di bandingkan laki-laki.
Menyimak tren gaya hidup anak mudah saat ini khususnya kaum perempuan, setiap saat selalu mengalami peningkatan. Baik dari segi hair (gaya rambut), fashion stayle (gaya berpakaiyan), make up (berdandan) dan sebagainya. Itu semua di lakukan demi terlihat menarik dan cantik di hadapan orang lain terlebih lagi bagi lawan jenisnya. Ditengah kehidupan masyarakat sosial, gaya hidup yang demikian bukan wacana baru apalagi harus gempar di perbincangkan justru malah sebaliknya bagi mereka anak mudah yang tidak pandai menjaga penampilan akan terlihat serta dianggap kurang pergaulan (Sriwahyuni Tamrin, Perempuan dan peran sosial politik 9:2019). Ini menjadi salah satu fakta sejarah pada saat ini bahwa perempuan pada umumnya telah mengalami satu kemunduran dalam sisi perjuangan jika di lihat dari peran dan semangat para tokoh perempuan terdalulu.
Maka menjelang HUT kemerdekaan Indonesia ke 74 ini, sengaja merumuskan kembali betapa pentingnya sejarah serta peran dan konstribusi perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ini sengaja di ulas kembali agar menjadi satu pembelajaran dan motivasi untuk perempuan Indonesia pada umumnya, karena perempuan sering terabaikan dalam sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia dalam buku-buku sejarah, lebih banyak dikenal tokoh-tokoh pahlawan laki-laki dibandingkan perempuan sehingga jangan herang kalau peran perempuan yang paling di ingat dalam terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia palingan hanya Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Dien, dan Dewi Sartika. Mereka diyakini memiliki pengaruh yang besar dalam perjuangan bangsa Indonesia. Jika di bandingkan dengan tokoh pahlawan laki-laki, dan saat itu pula ingatan akan membentuk konstruksi peran pahlawan laki-laki sangat besar dalam pembentukan sejarah bangsa dibandingangkan dengan sejarah dan peran perempuan.
Di lihat dari contoh perjuangan Nyai Ontosoroh yang tidak tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Bukan saja karena ia merupakan tokoh fiktif, tetapi juga karena ia merupakan seseorang yang terlupakan dalam sejarah, Nyai Ontosoroh adalah tokoh dalam novel Bumi Manusia, satu dari empat karya Pramoedya Ananta Toer yang dinamai sebagai karya tetralogi Pulau Buru. Ia adalah perempuan dari masyarakat bawah yang memberikan citra yang jelas atas posisinya dalam strata sosial Jawa. Selain itu ia adalah perempuan yang masih dimarginalisasi dalam strata sosial masyarakat Jawa yang patriarkhi, terlebih dalam iklim kolonialisme.
Dari perjuangan beberapa tokoh perempuan diatas, dapat kita jadikan inspirasi serta motivasi dalam perjuangan, sebab perempuan dan perjuangan adalah dua kata yang tak bisa di lepas pisahkan karena bangsa yang besar akan berdiri jika para perempuan mampu bangkit dan mentransferkan nilai-nilai positif dalam perjuangan, untuk keluarga serta kepada generasi penerus bangsa. Bahkan ini harus menjadi sprit bagi kaum perempuan saat ini bahwa di jaman milenial yang kita hadapi sekrang, perempuan memang betul-betul di tampar dengan beberapa tanparan psikologi yang menyayat jiwa, ada bahasa-bahasa sindiran yang sering menjadi trending topik bahwa tempat perempuan itu di sumur, kasur dan di pasar maka dari bahasa-bahasa yang memarjinalkan posisi perempuan itu saya mencoba mengaitkan dengan bukunya Saskia Elonora Wieringa yang berjudul Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia yang mengatakan bahwa “gerakan perempuan dapat di lihat sebagai spekrum menyeluruh dari perbuatan individu atau kolektif secara sadar dan tidak sadar”.
Untuk itu dari beberapa pejuang perempuan diatas yang namanya diabadikan dalam sejarah,harus menjadi panutan dan semangat mereka dapat diwarisi oleh perempuan-perempun Indonesia saat ini. Di usia bangsa Indonesia yang semakin tua ini peran perempuan harus mampu memberika berbagai macam kejutan untuk bangsa ini. Sebab transformasi peningkatan pengetahuan harus selalu di bentuk, di pupuk dan di rawat agar mampu melahirkan generasi yang membanggakan bukan generasi yang memalukan, sebab pesatnya ilmu pengetahuan memaksa kita untuk berpikir.
Perempuan sudah harus mampu berpikir untuk merubah paradigma baru yang kritis, harus mampu berpikir untuk menciptakan gagasan kritis sehingga dapat melahirkan generasi yang progres serta militan karena perkembangan zaman yang kita hadapi sekarang susah untuk menghadirkan solusi jika kita hanya mengandalkan kosmetik-kosmetik, fashion stayle yang memanjakan tubuh sudah saatnya perempuan menyatukan ide, serta gagasan agar sama-sama bangkitkan semangat dalam mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah di perjuangkan oleh para pahlawan terdahulu, sebab sekarang perjuangan kita tak lagi mengangkat senjata utuk berperang, tak lagi harus menumpahkan darah di medan perang, hanya sajah bagaimna keterlibatan kita dalam sisi perjuangan untuk mengisi hadiah kemerdekaan yang telah di berikan oleh seluruh pahlawan Indonesia.
Luar biasa.... lugas dan mengesan
BalasHapusalhamdulillah, semoga bermanfaat
Hapus