CERITA RAKYAT SUMPAH BOU-RE-FEN
Hasil percakapan dengan mama (Siti Fabanyo)
Oleh: Aton Bagaskara Jafar
Dulu daging babi dan kura-kura adalah makanan khusus untuk Tuhan yang dipercaya sebagai makanan paling enak.
Pada satu waktu ada acara besar yang dibuat oleh masyarakat, diacara itu akan dihadiri juga oleh Tuhan, sehingga disediakan makanan berupa daging babi dan kura-kura, sebagai makanan istimewa yang dipersembahkan kepada Tuhan. Acara berlangsung dengan meria dan berbagai hidangan disediakan. Namun saat acara berlangsung Tuhan tidak kunjung tiba, susana menjadi tegang dan kacau. Sebagaian masyarakat mulai menganggap bahwa Tuhan tidak akan datang dan bertanya-tanya “bagaimana dengan makanan yang dipersembahkan untuk Tuhan?”. Pertanyaan itu mempengaruhi pikirang dan nafsu setiap orang untuk merebut makanan daging babi dan kura-kura. Suasana tidak terkendali, setiap orang saling merebut daging babi dan kura-kura.
Saat daging babi dan kura-kura suda habis dimakan barulah Tuhan datang. Babi dan kura-kura sangat menyesel daging mereka tidak dimakan oleh Tuhan, maka mereka memohon dengan permohonan yang belum perna dilakukan oleh mahluk lain, berbagai usaha dilakukan untuk mendapat rihdo dan izin agar daging mereka dihalalkan.
Permohonan mereka diterima oleh Tuhan agar dihalalkan. Cuman dengan beberpa ketentuan, yakni bagian dari kura-kura yang dihalalkan hanyalah telurnya, dan babi sebagian dagingnya dipindahkan ke kaki ayam.
Di Bicoli, Kec. Maba Selatan Kab. Halmahera Timur. Jika ada hajatan dan untuk membacakan doa dan zikir yang dilalukan seperti tahlilan dan kalau menggunkan kaki ayam akan dibuka sedikit daging pada kaki ayam itu. Karena diyakini itu daging babi yang diletakkan oleh Tuhan.
Dan babi dalam bahasa Bicoli disebut bou dan kata penghubung “dan” adalah re sementara kura-kura adalah fen. Sehingga kata bou-re-fen berarti babi dan kura-kura.
Kalimat bourefen menjadi kalimat yang digunakan untuk menunjukan keseriusan seseorang dalam berucap. Ini digunaakan dengan menyampaikan kata bourefen di awal kalimat baru disesul dengan kalimat penegasan.
Contonya seperti saat anak meminta uang kepada ibu, dan ibu menjawab dengan kalimat “bou re fen anik seng pa” artinya “babi dan kura-kura aku tidak mempunyai uang”. Kalimat ini bukan mengejek dengan mengatakan anak atau ibu mirip babi dan kura-kura, malainkan keseriusan dari ibu untuk menegaskan bahwa dia memang tidak mempunyai uang.
Menggunakan kalimat bourefen dalam ucapan adalah penegasan untuk menunjukan keseriusan dari yang bersangkutan yang di umpakan seperti keseriusan babi dan kura-kura dalam memohon sampai Tuhan mengabulkan permohonan mereka. Sehingga kalimat bourefen selain bentuk penegasan juga mengandung makna keseriusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar